Sabtu, 21 Mei 2011

BOX.net-si penyimpan data

BOX.net-menyimpan data di dunia maya 1GB FREE

Pernahkah Anda jengkel waktu mengirim email dengan file attachment besar dan tidak bisa terkirim-kirim? Padahal sudah sedemikian lama menunggu? Sudah nunggu, suruh bayar lagi. Atau, pernahkah Anda kena semprot kolega Anda sesaat setelah Anda mengiriminya email dengan file attachment besar, namun dia tidak bisa membuka emailnya atau bahkan tidak bisa mendownload email-emailnya yang lain?
Atau, pernahkah Anda mengalami saat ingin mengirimi beberapa kolega di luar negeri atau provinsi lain, berupa VCD berisi dokumentasi kegiatan di lapangan atau laporan hardcopy via pos, diperhitungkan biayanya ratusan ribu rupiah? Padahal organisasi Anda belum ada alokasi biaya untuk itu?
Dan terakhir, pernahkan dokumentasi kegiatan jaringan kerja Anda diminta oleh semua anggota jaringan yang tersebar di seluruh penjuru dunia? Berapa duit yang Anda habiskan? Jika Anda pernah mengalami salah satu dari itu, saat ini sudah ada beberapa solusinya. Salah satu diantaranya adalah menjadi anggota di Box.Net.
Keanggotaannya boleh dipilih, mau gratisan atau mau membayar. Ini semua tergantung kebutuhan Anda dan organisasi Anda.

Apa itu Box.Net? Tak lain adalah suatu layanan semacam harddisk virtual dimana Anda diperkenankan untuk menyimpan, berbagi dan mengakses file-file Anda secara online via internet. Anda mau menyimpan file film? Boleh. Foto, dokumen, atau file berformat pdf, juga boleh.
Jika Anda menyimpan segala macam file yang Anda miliki di Box.Net, Anda bisa melakukan beberapa hal. Pertama, bisa diatur hanya Anda sendiri yang bisa mengaksesnya. Atau hanya beberapa orang yang Anda ijinkan saja yang boleh mengaksesnya. Atau Anda justru ingin memberikan akses kepada semua orang, yang bahkan Anda tidak kenal sama sekali. Bebas.
Mosok. Ya tidak sebebas-bebasnya sih, lihat saja Privacy Policy-nya.

Untuk yang gratisan, cocok bagi semua pemula. Sekadar coba-coba juga boleh. Anda akan diberi tempat kosong blong sebesar kurang lebih 1 GigaByte. Cukup untuk 1 VCD khan?
Wah ya ndak cukup. Pilihannya ya jadi anggota klas Premium atau klas Professional.

Cara mendaftarnya gimana ya? Gampang. Masuk aja ke Box.Net, lalu klik Signup, trus isi kotak-kotak kosong yang ada dengan mengikuti petunjuknya. Jadi dah.

Jika sudah jadi, dan kemudian Anda isi, kira-kira dalamnya akan seperti ini. Yang ada tulisan Public atau Share di salah satu icon folder/file yang ada, berarti itu bisa diakses orang lain.

Jika Anda blogger atau organisasi Anda punya webblog atau website, isi “Kotak Ajaib” Anda bisa juga di-link ke sana. Atau bisa juga dipasang widget folder yang di-share tersebut dengan meng-copy text-code-nya ke webblog atau website Anda. Jadinya seperti ini nih.

Semoga bermanfaat ya

Senin, 16 Mei 2011

Spidol Lebih Berbahaya Ketimbang Kapur Tulis


Zaman sekarang sekolah-sekolah tampaknya lebih memilih untuk menggunakan spidol dan papan tulis putih (whiteboard) ketimbang kapur tulis yang berdebu. Tapi tahukah Anda bahwa kapur tulis lebih aman ketimbang spidol?


Kapur tulis sudah sangat jarang digunakan di sekolah-sekolah yang ada di perkotaan, meski masih banyak digunakan di sekolah yang ada di pedesaan karena harganya yang lebih murah. Kapur tulis sering dianggap kotor dan berdebu, juga dianggap dapat membahayakan kesehatan.

Namun pada dasarnya bahan dasar kapur tulis tidaklah beracun. Kapur tulis standar yang digunakan di kelas pada umumnya terbuat dari kalsium karbonat, yaitu bentuk olahan dari batu kapur alam, seperti dilansir Educationinsight, Jumat (18/2/2011).

Memang untuk beberapa orang yang menderita asma atau masalah pernapasan seperti batuk, debu dari kapur tulis bisa menjadi alergen atau pemicu kambuhnya penyakit, yang ditandai dengan gejala batuk, mengi, sesak dada dan sesak napas.

Hal ini karena partikel kapur tulis yang tergolong besar (sehingga masih terlihat beterbangan di ruangan) tersaring oleh filter pertama pada sistem pernapasan manusia, yaitu bulu hidung.

Partikel kapur tulis tersebut tidak masuk ke dalam paru-paru namun tertahan oleh bulu hidung, sehingga untuk beberapa orang debu kapur tulis bisa menyebabkan reaksi bersin dan batuk.

Sedangkan spidol yang dianggap bersih, tak berdebu dan aman ternyata mengandung bahan kimia yang disebut xylene, yaitu bahan kimia yang menimbulkan aroma khas pada spidol dan juga banyak digunakan pada cat, thinner dan pernis.

Xylene adalah bahan kimia beracun yang ditemukan pada banyak barang-barang rumah tangga. Bahan kimia ini merupakan salah satu dari 30 bahan kimia yang diproduksi di Amerika Serikat.

Partikelnya yang kecil paling mungkin memasuki tubuh ketika dihirup. Menghirup racun dalam spidol dapat memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang. Bahan kimia ini dapat menimbulkan gejala inhalasi mirip ketika orang menggunakan obat penenang atau alkohol, yang efeknya bisa bertahan hingga 15 sampai 45 menit.

Dari hasil studi yang dikutip dari Toxicological Profile for Xylene, Agency for Toxic Substances and Disease Registry, efek jangka pendek dari xylene bisa mengganggu pernapasan, pusing, sakit kepala dan kehilangan memori jangka pendek.

Sedangkan efek jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen dan kerusakan hati, ginjal dan sistem saraf pusat.

Beberapa merek spidol juga mengandung propyl alcohol yang tidak terlalu beracun tetapi dapat mengiritasi mata, hidung dan tenggorokan.

Untuk mengatasi bahaya tersebut, sebaiknya jangan gunakan spidol dengan jarak dekat atau dalam jangka waktu yang lama. Juga jangan dengan sengaja menghirup spidol dan batasi penggunaannya.

Ventilasi ruangan yang baik, segera mencuci tangan dan sering-sering bernapas dalam udara yang segar dapat mengurangi dampak dan bahaya dari debu kapur tulis dan juga partikel spidol.